Thursday, February 14, 2008

Starting the PMP certification race

Project Management Professional aka PMP. Pernah denger ??

Gue udah denger tentang sertifikasi profesional ini semenjak tahun 1998, tepat ketika baru balik dari OZ dan menyandang gelar teoritikal ttg Project Management. Dari saat itu hingga detik ini, gue belom pernah mengikuti ujiannya yang terkenal tricky dan extensive.Sebagai bagian dari resolusi tahun ini dan sebagai bagian dari Individual Performance Plan dari kantor, gue punya niat untuk mem PMP khan diri gue tahun ini. Mumpung ada "bless" dari kantor.

Anyway, menurut statistik seseorang membutuhkan waktu antara 100-200 jam belajar sebelum bisa lulus ujian PMP. Gue menilai diri gue sebagai orang dengan 150 jam belajar. Gue gak merasa perlu mulai dari NOL tapi juga gak pe-de kalo gak belajar serius, secara pertanyaannya njelimet dan banyak jebakan BATMAN.

Tanggal 12 February 2008 lalu, gue bersama2 temen2 sekantor memulai tutorial dengan DC Optima. Setelah dihitung, jika berjalan sesuai rencana ... maka gue bisa maju ujian sekitar minggu ke-dua May 2008.



So i need to definitely push myself to study. The receipt that I have got from DC Optima saying that I should spend 2 hours a day for learning. Kayanya rada berat deh ... hahahaha. Jadi gue berfikir mungkin bisa 2 jam perhari tapi nggak setiap hari. Menjelang hari H, gue mesti ambil cuti utk bener2 belajar. Final Check lah ...

Kelemahan gue adalah, SATU dalam hal cost management. Sgala teori tentang BCWP, EVP, SPI dan teman2nya ... gak ada satupun yang nyantol. KEDUA mudah terjebak dalam pikiran logis gue. Sang tutor (pak Chalid) dari DC Optima mengatakan "we have to answer the question with PMI way, because they are the one who run the test. Do not answer it with purely ur logical and experience" .... jebakan batman khan tuh ...

Jadi tetep aja gue mesti baca Project Management Body of Knowledge. Setelah itu mesti banyak latihan supaya gak kena jebakan BATMAN. Gue baru denger kalo PMI (project management institute) akan mengeluarkan release terbaru dari PMBOK. Jadi kalau mau ambil ujian berdasarkan PMBOK 2003, the latest month will be on May 2008.

Wish me luck ya ....
otak gue dan semangat belajar gue sangat kacau dibanding jaman kuliah dulu hahahaha.

Read More...

Sunday, February 10, 2008

being different ...

Bagaimana jika putra atau putri anda harus melakukan/memakai sesuatu hal yang "BERBEDA" karena alasan medis ?! Itulah yang sekarang dialami AKE, putri cantik gue saat ini.

Semenjak Ake berumur 3 tahun, gue dan pipung mulai memperhatikan bahwa motorik kasarnya tidak sebaik anak2 sebaya, terutama jika melakukan gerakan dengan kaki. Setelah dilihat, ternyata telapak kaki Ake cenderung belok ke dalam. Nggak parah sih, tetapi utk anak sekecil dia cukup ganggu dan bikin dia gampang jatuh.

Setelah berkonsultasi dengan Dr Indradi, ahli bedah ortopedhi RS Pondok Indah. Ake harus mengenakan sepatu bersol keras selama mungkin dalam sehari. Dan sepatu itu harus dikenakan dengan posisi terbalik.

Could She Do That ?
She is just a sweet little girl !



Sebenarnya gue dan keluarga sudah pernah mengemukakan "pemikiran" kita ttg posisi kaki Ake ke pediatric nya. Sang pediatric menyarankan utk bertemu dengan specialis bedah tulang di RSI Bintaro. Sayangnya sang ahli bedah tulang tersebut menganggap enteng keluhan kita. Sarannya saat itu hanya "bu, sol sepatunya diganjel aja bagian bawah di sisi dalamnya" thats it ... tanpa penjelasan lebih lanjut dll dsb.

Kecewa dengan tanggapan yang demikian, kita berfikir2 dan mencari2 kemana harus pergi. Ke dokter yang nggak menanggap enteng apapun keluhan pasiennya. Suatu hari kita bertemu seorang anak kecil di PI Mall yang mengenakan sepatu khusus. Gue bertanya kepada ibunya, jawabannya sang putri ke Dr.Ucok di Medistra.

Setelah memutuskan utk ke Medistra, suatu hari gue terlibat pembicaraan ringan lewat YM dengan Santi. Temen jaman (dan sekarang masih) di IBM. Santi bercerita kalau Rina (temen di IBM juga yang sekarang resides di Payakumbuh) pernah mengkoreksi kaki putrinya pada seorang dokter di RS PI. Langsung deh gue melayangkan SMS ke Rina ...

Nadya, putri Rina, dahulu kakinya pernah dikoreksi juga dengan cara di gips dan mengenakan sepatu khusus selama 1 tahun. Tapi memang umurnya masih kecil. Setelah mendapatkan nama dokternya, gue langsung pergi berkonsultasi.

Dr. Indradi berkata kalau kaki Ake tidak terlalu parah. Jadi nggak perlu digips bahkan mengenakan sepatu koreksi. Yang perlu gue lakukan adalah mengenakan sepatu bersol keras dengan cara terbalik (sepatu kanan utk kaki kiri dan sebaliknya). Dan cara ini harus dilakukan selama 1,5 tahun.

Kita membeli satu sepatu adidas dan pipung (setelah muter di pasar baru) menemukan sepatu setengah lars (bersol karet tapi kaku) merek Arseno (mungkin bikinan bpk seno) utk melengkapi koleksi sepatu koreksi Ake.

Mencari sepatu adalah tantangan awal yang ringan ...
Tantangan beratnya adalah ....
bagaimana membuat AKE nyaman dan confident dengan metode menggunakan sepatu terbaliknya. Umur2 segini khan dimana anak2 pada outspoken mengatakan kesalahan temannya. Umur2 dimana dia ingin di-"anggep" temen2nya.

Jadi kepada AKE gue bilang "this is your magic shoes. It make u run faster and jump higher. If someone tell u that it should be wear the other way arround, tell them that this is the magic shoes from your doctor. And the doctor said u should wear it like this so u can be the fastest girl ever". Disamping itu gue juga bilang sama guru nya Ake di sekolah, minta dukungan dari pihak sekolah. "well miss, u know kids in this age. they are very outspoken to say this is right and wrong".

Gue mesti berbangga hati dengan AKE, karena dia dengan cuek mengenakan sepatunya. Ketika satpam di sekolah dan bbrp guru (yang stand by pagi2 di pintu masuk) mengatakan sepatunya terbalik, dia dengan pede mengatakan ... "this is from my docter, the magic shoes". Lalu gue menjulurkan kepala dari jendela mengatakan "pak , miss ... memang dipakai terbalik karena kakinya sedang dikoreksi".

Demikian juga ketika kita berkunjung ke rumah si empunya perusahaan ketika Sin Cia kemaren.
Ada yang berkata "lo sepatunya kok terbalik ?" ,
"memang begitu",
"oh memang seneng pake sepatu terbalik",
"bukan, kakinya dikoreksi. Dokternya nyuruh pake sepatu terbalik karena kakinya cenderung masuk ke dalam"
.... dan Ake tetep cuek.

Suatu hari gue mengenakan sepatunya "tidak terbalik", Ake protes "mami, it should be the other way arround" ...

wawww ... I am so proud of her :)
She has a confident for being different.

Read More...

Saturday, February 02, 2008

Jakarta Siaga 3 : My Trip to the DownTown

That gloomy friday ...
I was thinking for just ending this friday by sitting nicely at the office.
but the duty should be perform ....

Jadi inget kejadian tahun lalu (kayanya sekitar february juga deh) ...
Gue dengan sukses berjalan kaki dari Wisma Mulia ke Senayan, sehabis perform system testing yang tdk bisa ditunda2 (tapi go live nya baru bulan juni ckckckck).

Kali ini nasib gue tidak semengenaskan tahun lalu. Karena gue didampingi seorang SA dan dibekali mobil plus supir. at least kalo mobil kita ngebul ditengah banjir , i have friends to "pissed off togehter" ehehehehe ....




Thamrin , menuju bunderan BI dan Indosat :
Sebuah mobil ngebul dengan sukses.

Kantor pusat Indosat, bak berlokasi di kota kanal venesia


Bunderan BI-Indosat, level air di kolam dan jalan raya tipis bedanya


Pemandangan di Medan Merdeka Timur beberapa meter dari Wisma Antara (tujuan akhir gue). Sementara ketinggian air di jalan Sabang sudah dalam level menyeramkan.

Pukul 1530hr kita sudah tiba di Wisma Pondok Indah kembali. Ingin rasanya langsung cabut ke mobil dan pulang. Unfortunately, another duty need to be performed on my desk ... thus i left office on 1700hr and drove thru the "beautiful" traffic to Bintaro.
Karena gue orang jawa, gue mesti bilang "untung kantor gue di pondok indah, jadi perjalanan ke Bintaro walaupun macet masih lebih baik daripada perjalanan dari pusat kota ke bintaro"
...


Read More...