Sunday, February 10, 2008

being different ...

Bagaimana jika putra atau putri anda harus melakukan/memakai sesuatu hal yang "BERBEDA" karena alasan medis ?! Itulah yang sekarang dialami AKE, putri cantik gue saat ini.

Semenjak Ake berumur 3 tahun, gue dan pipung mulai memperhatikan bahwa motorik kasarnya tidak sebaik anak2 sebaya, terutama jika melakukan gerakan dengan kaki. Setelah dilihat, ternyata telapak kaki Ake cenderung belok ke dalam. Nggak parah sih, tetapi utk anak sekecil dia cukup ganggu dan bikin dia gampang jatuh.

Setelah berkonsultasi dengan Dr Indradi, ahli bedah ortopedhi RS Pondok Indah. Ake harus mengenakan sepatu bersol keras selama mungkin dalam sehari. Dan sepatu itu harus dikenakan dengan posisi terbalik.

Could She Do That ?
She is just a sweet little girl !



Sebenarnya gue dan keluarga sudah pernah mengemukakan "pemikiran" kita ttg posisi kaki Ake ke pediatric nya. Sang pediatric menyarankan utk bertemu dengan specialis bedah tulang di RSI Bintaro. Sayangnya sang ahli bedah tulang tersebut menganggap enteng keluhan kita. Sarannya saat itu hanya "bu, sol sepatunya diganjel aja bagian bawah di sisi dalamnya" thats it ... tanpa penjelasan lebih lanjut dll dsb.

Kecewa dengan tanggapan yang demikian, kita berfikir2 dan mencari2 kemana harus pergi. Ke dokter yang nggak menanggap enteng apapun keluhan pasiennya. Suatu hari kita bertemu seorang anak kecil di PI Mall yang mengenakan sepatu khusus. Gue bertanya kepada ibunya, jawabannya sang putri ke Dr.Ucok di Medistra.

Setelah memutuskan utk ke Medistra, suatu hari gue terlibat pembicaraan ringan lewat YM dengan Santi. Temen jaman (dan sekarang masih) di IBM. Santi bercerita kalau Rina (temen di IBM juga yang sekarang resides di Payakumbuh) pernah mengkoreksi kaki putrinya pada seorang dokter di RS PI. Langsung deh gue melayangkan SMS ke Rina ...

Nadya, putri Rina, dahulu kakinya pernah dikoreksi juga dengan cara di gips dan mengenakan sepatu khusus selama 1 tahun. Tapi memang umurnya masih kecil. Setelah mendapatkan nama dokternya, gue langsung pergi berkonsultasi.

Dr. Indradi berkata kalau kaki Ake tidak terlalu parah. Jadi nggak perlu digips bahkan mengenakan sepatu koreksi. Yang perlu gue lakukan adalah mengenakan sepatu bersol keras dengan cara terbalik (sepatu kanan utk kaki kiri dan sebaliknya). Dan cara ini harus dilakukan selama 1,5 tahun.

Kita membeli satu sepatu adidas dan pipung (setelah muter di pasar baru) menemukan sepatu setengah lars (bersol karet tapi kaku) merek Arseno (mungkin bikinan bpk seno) utk melengkapi koleksi sepatu koreksi Ake.

Mencari sepatu adalah tantangan awal yang ringan ...
Tantangan beratnya adalah ....
bagaimana membuat AKE nyaman dan confident dengan metode menggunakan sepatu terbaliknya. Umur2 segini khan dimana anak2 pada outspoken mengatakan kesalahan temannya. Umur2 dimana dia ingin di-"anggep" temen2nya.

Jadi kepada AKE gue bilang "this is your magic shoes. It make u run faster and jump higher. If someone tell u that it should be wear the other way arround, tell them that this is the magic shoes from your doctor. And the doctor said u should wear it like this so u can be the fastest girl ever". Disamping itu gue juga bilang sama guru nya Ake di sekolah, minta dukungan dari pihak sekolah. "well miss, u know kids in this age. they are very outspoken to say this is right and wrong".

Gue mesti berbangga hati dengan AKE, karena dia dengan cuek mengenakan sepatunya. Ketika satpam di sekolah dan bbrp guru (yang stand by pagi2 di pintu masuk) mengatakan sepatunya terbalik, dia dengan pede mengatakan ... "this is from my docter, the magic shoes". Lalu gue menjulurkan kepala dari jendela mengatakan "pak , miss ... memang dipakai terbalik karena kakinya sedang dikoreksi".

Demikian juga ketika kita berkunjung ke rumah si empunya perusahaan ketika Sin Cia kemaren.
Ada yang berkata "lo sepatunya kok terbalik ?" ,
"memang begitu",
"oh memang seneng pake sepatu terbalik",
"bukan, kakinya dikoreksi. Dokternya nyuruh pake sepatu terbalik karena kakinya cenderung masuk ke dalam"
.... dan Ake tetep cuek.

Suatu hari gue mengenakan sepatunya "tidak terbalik", Ake protes "mami, it should be the other way arround" ...

wawww ... I am so proud of her :)
She has a confident for being different.

1 comments:

Ira Melati said...

sama tuh dg putra saya wafi..walow kasusnya tidak separah AKE ya...
Wafi menderita foot flat, jd sm dok ortopedih disuruh pake sepatu khusus..tp wafinya gag mo makainya..so sampe skrng itu sepatu hanya teronggok manis di raknya